MEMBANGUN KERJASAMA TIM
Pembelajaran
Membangun Kerjasama Tim dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi pendamping
dalam hal penerapan konsepsi Membangun kerjasama Tim secara efektif dan efisien
dalam melakukan pendampingan masyarakat di Desa. Hal-hal yang dibahas meliputi:
1. Konsepsi
Dasar Membangun Tim yang Efektif dengan subbahasan Pengertian Tim; Perbedaan
Kelompok dan Tim; Hakikat dan Ciri Organisasi sebagai Tim Efektif; Kriteria Tim
yang efektif; dan Manfaat Membangun Tim yang Efektif.
2. Kerjasama
Dalam Membangun Tim Dinamis dengan subbahasan meliputi: Pengertian Tim yang
Dinamis; Unsur-Unsur Tim yang Dinamis; Tahapan Perkembangan Tim; Membangun Rasa
Kebersamaan Tim; Peran Individu dalam Tim; dan Membangun Kebanggaan Tim.
3. Pemecahan
Masalah Secara Win-win Solution dengan subbahasan meliputi: Pengertian
Konflik; Mengenali Konflik, Respon terhadap Konflik, Sumber-sumber Konflik,
Langkah-Langkah Penyelesaian Konflik, dan Gaya Tanggapan Konflik.
A.
Pengertian Tim
yang Dinamis
Mengapa
ada tim yang mampu bertahan lama dan ada yang tidak dapat bertahan lama?
Apabila berbicara tentang tim, maka ada tim yang dapat mencapai suatu prestasi
yang tinggi, namun juga ada yang hanya bertahan beberapa waktu saja. Untuk itu
maka diperlukan suatu usaha maksimal agar mampu berperan sebagai tim yang
dinamis. Tim dinamis adalah tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi. Tim seperti
ini dapat memanfaatkan segala energi yang ada di dalam tim tersebut untuk
menghasilkan sesuatu. Tim dinamis merupakan tim yang penuh dengan rasa percaya
diri, tim yang para anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama.
|
B.
Unsur-Unsur Tim
yang Dinamis
Apakah
manfaat membangun tim dinamis? Tim dinamis memiliki unsur-unsur yang tidak jauh
berbeda dengan tim pada umumnya. Adapun unsur-unsur tersebut menurut Richard Y.
Chang adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan
secara jelas misi dan tujuannya. Visi adalah gambaran akan datang yang
merupakan cita-cita, dan selanjutnya visi ini dijelaskan ke dalam bentuk misi.
Suatu organisasi atau tim yang dinamis harus mampu menjelaskan misi tersebut ke
dalam tujuan-tujuan tim, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka
panjang. Tanpa memiliki tujuan yang jelas, tim tidak akan mengetahui ke arah
mana akan melangkah, sehingga akan terombang-ambing oleh bertiupnya angin.
Tujuan dan sasaran ini harus dipahami oleh seluruh anggota tim, sebab hal ini
akan meningkatkan komitmen diantara mereka. Pemimpin yang dinamis harus mampu
memastikan bahwa semua anggota kelompok terlibat dalam perumusan tujuan tim.
2. Beroperasi
secara kreatif. Dalam pelaksanaan, kerja tim sangat kreatif dan dinamis dengan
memperhitungkan resiko yang ada dan selalu mencoba cara berbeda dalam melakukan
sesuatu. Mereka tidak takut menghadapi kegagalan-kegagalan dan selalu mencari
peluang untuk mengimplementasikan teknik yang baru. Mereka bersikap luwes dan
kreatif dalam memecahkan masalah.
3. Memfokuskan
pada hasil.Tim yang dinamis mampu menghasilkan melampaui kemampuan jumlah
individu yang menjadi anggotanya. Para anggota tim secara terus-menerus
memenuhi komitmen waktu, anggaran, produktivitas, dan mutu “produktivitas optimum”
merupakan tujuan bersama.
4. Memperjelas
peran dan tanggung jawab. Peran dan tanggung jawab anggota tim jelas. Setiap
anggota tim mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari dirinya, dan
mengetahui dengan jelas peran temannya dalam tim. Tim yang dinamis selalu
memperbaharui peran dan tanggung jawab anggotanya sesuai dengan perubahan
tuntutan, sasaran dan teknologi.
5. Diorganisasikan
dengan baik. Tim dinamis menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, menetapkan
prosedur secara jelas serta kebijakan dengan jelas. Tim juga menginventarisir
jenis keterampilan yang dimiliki oleh para anggota timnya.
6. Dibangun
diatas kekuatan individu. Kompetensi individu sangat diperhatikan, sehingga
pimpinan tim memahami betul kekuatan dan kelemahan anggota timnya. Oleh karena
itu program Pembinaan sangat diharapkan. Pimpinan tim sangat memperhatikan
pemberdayaan timnya sehingga dalam pemberdayaan disesuaikan dengan kompetensi
anggota tim.
7. Saling
mendukung kepemimpinan anggota yang lain. Dalam tim yang dinamis, kepemimpinan
dibagi diantara para anggotanya. Dalam hal ini tidak ada pimpinan yang mutlak.
Setiap anggota tim memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin tim.
Meskipun demikian peran supervisor masih dianggap perlu ada. Dalam Tim dinamis
menghargai keunikan setiap individu.
8. Mengembangkan
iklim tim. Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara antusias
bekerja bersama dengan tingkat keterlibatan dan energi kelompok yang tinggi
(bersinergi).
9. Menyelesaikan
ketidaksepakatan. Perbedaan persepsi dan ketidaksepakatan akan terjadi dalam
setiap tim. Tim dinamis menganggap bahwa konflik merupakan suatu wahana untuk
menumbuhkan hal-hal yang lebih positif. Segala konflik akan diselesaikan dengan
pendekatan secara terbuka dengan teknik kolaborasi.
10. Berkomunikasi
secara terbuka. Pembicaraannya secara asersi, yakni bicara yang lugas, jujur
tetapi tidak melukai pihak lain. Masing-masing anggota kelompok saling memberi
dan menerima saran dari anggota kelompok yang lain, komunikasi dilakukan secara
timbal balik dan untuk kepentingan bersama.
11. Membuat
keputusan secara obyektif. Dalam pemecahan masalah menggunakan pendekatan yang
mantap dan proaktif. Keputusan dicapai melalui konsensus. Setiap anggota
kelompok bersedia dan mendukung keputusan tersebut. Anggota kelompok bebas
mengutarakan pendapat dan idenya dan mendukung rencana yang telah ditetapkan.
12. Mengevaluasi
efektivitasnya sendiri.Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan
untuk melihat bagaimanakah pelaksanaan rencana selama ini. Penyempurnaan
dilaksanakan secara berkelanjutan dan manajemen proaktif. Apabila muncul
masalah kinerja, mereka bisa segera memecahkannya sebelum menjadi permasalahan
yang serius.
C.
Tahapan
Perkembangan Tim
Pada
dasarnya dalam membangun tim yang dinamis mempunyai tahapan sebagai berikut
(Peter Senge):
1. Forming (pencairan bentuk)
2. Storming (mencari jati diri tim)
3. Performing (tim mulai
menunjukkan kinerja)
4. Transforming (tim mulai
terbiasa dengan budaya kerja baru)
Mewujudkan
tim yang dinamis tidak mudah, tetapi merupakan rangkaian perkembangan setahap
demi setahap. Tahapan tersebut dalam bahan ajar ini akan dijabarkan mengacu
pada pendapat Richard Y. Chang yang dimuat dalam bukunya “Membangun Tim yang
Dinamis”. Adapun tahapan perkembangan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan
arah (Drive)
Dalam tahap ini Tim harus memfokuskan pada misinya dan
membuat garis besar strategi yang akan ditempuh serta menetapkan tujuan,
prioritas dan prosedur kerja serta peraturan bagi Tim anda.
2.
Bergerak (Strive)
Dalam tahap ini peran dan tanggung jawab anggota tim
ditetapkan dengan jelas. Dalam tahap ini beberapa kendala akan dihadapi dengan
penuh bijaksana bersama dengan seluruh anggota Tim, sehingga seluruh
permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan bijaksana.
3.
Mempercepat gerak
(Thrive)
Fase ini dimungkinkan untuk meningkatkan produktivitas
secara maksimal. Dalam memecahkan masalah menggunakan umpan balik dari sesama
anggota, manajemen konflik, kerjasama dan pembuatan keputusan yang efektif. Penguasaan
terhadap wilayah secara cepat dan efektif dengan daya tahan yang tangguh.
4.
Sampai (Arrive)
Dengan kerja sama tim yang kompak,tim akan mencapai
puncak dengan mengatasi semua kendala-kendala yang ada, yang pada akhirnya
mencapai prestasi yang luar biasa. Namun apabila dalam fase ini belum mencapai
puncak idealnya,dilakukan peninjauan kembali tim dengan melaksanakan
konsolidasi upaya, misalnya berkoordinasi secara maksimal. Disamping itu perlu
meninjau kembali sasaran-sasaran yang telah ada, masih relevan atau tidak.
D.
Membangun Rasa
Kebersamaan Tim
Adakah
manfaat membangun rasa kebersamaan dalam sebuah tim? Tahapan-tahapan dalam
membangun tim yang dinamis tersebut akan berjalan dengan seksama, apabila
anggota-anggota tim mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk
membangun rasa kebersamaan di dalam suatu tim, maka setiap anggota kelompok
harus mampu untuk menerima keragaman anggota tim. Mengapa demikian? Hal ini
disebabkan setiap tim terdiri dari berbagai individu yang memiliki latar
belakang, perilaku, pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada seorang manusiapun
yang diciptakan sama termasuk orang yang kembar sekalipun. Tim akan efektif
apabila dibangun berdasarkan kebersamaan, tidak memandang pangkat, suku dan
golongan, menunjukkan rasa saling percaya, saling menghargai dan dilandasi oleh
keterbukaan. Oleh karena itu, anggota suatu tim hendaknya memiliki
karakteristik yang berorientasi pada opini, persamaan, serta tujuan.
Adapun
penjabaran karakteristik anggota tim yang berorientasi pada opini, persamaan,
dan tujuan, masing-masing adalah sebagai berikut:
Berorientasi pada
Opini:
1. Berlawanan
dengan orang yang bersifat dogmatis, akan mengarahkan pada tindakan tidak
mengutuk orang lain;
2. Memperkenalkan
gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain
memberi posisi istimewa pada gagasannya;
3. Saling
meminta ide dari anggota kelompok yang lain, bukan berorientasi pada gagasan
perorangan;
4. Tidak
hanya memfokuskan pada idenya sendiri, tetapi menginvestigasi pendapat orang
lain.
Berorientasi
pada Persamaan:
1. Anggota
tim yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman sebagai suatu
keunggulan. Perbedaan yang dimiliki dapat dipakai untuk mengecek setiap sisi,
sudut, puncak dan dasar suatu masalah;
2. Mengandalkan
semua anggota;
3. Kepercayaan kepada anggota tim
meningkatkan produktivitas.
Berorientasi pada
Tujuan:
1. Tim
yang terdiri dari anggota yang berorientasi pada tujuan, kecil kemungkinan
akan timbul konflik di dalamnya yang disebabkan oleh keunikan masing-masing
kelompok;
2. Keseluruhan
anggota tim berorientasi pada tujuan yang sama;
3. Anggota
tim mengakui bahwa masing-masing anggota memiliki tujuan, dan kemungkinan
tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan tim;
4. Keunikan
anggota tim yang muncul segera dapat diatasi, tidak dibiarkan melahirkan
masalah baru.
(Sukses Melalui
Kerjasama Tim, Richard Chang, PT Pustaka Binaman Pressindo)
|
Hal
apakah yang akan kita perhatikan? Dalam rangka membangun kerjasama tim, perlu
juga memperhatikan hal-hal sebagai berikut: meningkatkan umpan balik sesama
anggota tim, memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik, bekerja sama untuk
meningkatkan kreativitas dan menangani dalam pembuatan keputusan.
E.
Peran Individu
dalam Tim
Keberhasilan
suatu tim sangat tergantung dari peran individu-individu dalam tim tersebut.
Ada lima peran individu dalam suatu tim yang berhasil. Hal tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Driver : Mengembangkan
gagasan, memberi arah, menemukan hal-hal baru.
Planner : Menghitung
kebutuhan tim, merencanakan strategi kerja, menyusun jadwal.
Enabler : Ahli memecahkan
masalah, mengelola sarana/sumber daya menyebarkan gagasan, melakukan negosiasi.
Executor : Mau bekerja
menghasilkan output, mengkoordinir dan memelihara tim.
Controller : Membuat
catatan,mengaudit dan mengevaluasi kemajuan tim.
F.
Membangun
Kebanggaan Tim
Perlukah
membangun kebanggaan tim? Tim dinamis akan senantiasa mempertahankan
prestasinya secara maksimal. Oleh karena itu mempertahankan kinerja tim sangat
diharapkan. Ini berarti bahwa perlu ada suatu usaha untuk memotivasi tim secara
efektif agar mampu membangun kebanggaan tim.
Faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan tim agar anggota tim mampu membangun
kebanggaannya adalah sebagai berikut:
1. Memotivasi
Anggota Tim untuk Berkomitmen.Dalam memotivasi ini terlebih dahulu tentukan
faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi orang tersebut termotivasi dengan
baik. Tanpa mengetahui hal ini proyek besarpun belum tentu merupakan faktor
stimulus. Setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda, misalnya ada orang
timbul harga dirinya dengan menghargai kinerjanya, tetapi orang lain belum
tentu demikian.
2. Memotivasi
Anggota Tim yang Tidak Termotivasi. Tidak setiap anggota tim memiliki motivasi
yang sama. Ada anggota tim yang produktif, ada pula yang enggan berpartisipasi
secara aktif. Untuk itu diperlukan beberapa strategi yang jitu. Strategi
tersebut antara lain: (1) dapatkan nasihat dari mereka, (2) jadikan mereka
guru, (3) libatkan mereka dalam presentasi dan delegasikan kepada mereka proyek
bintang.
Hal
lain yang perlu diperhatikan dalam membangun kerjasama tim adalah perlunya
meningkatkan kerja sama tim yang efektif. Kunci utamanya adalah adanya
komunikasi yang efektif (dibahas dalam mata sajian komunikasi yang efektif),
mendengarkan secara aktif, mampu memotivasi anggota tim serta menyelesaikan
konflik secara efektif. Teknik penanganan konflik akan dibahas dalam pokok
bahasan berikutnya.
Dilihat
dari tahapannya (baik menurut Peter Senge maupun Ricard Y.Chang), apabila suatu
tim telah mencapai tahap ketiga (performing maupun thrive) sampai
dengan tahap keempat (transforming maupun arrive), maka akan
timbul suatu kebanggaan tim.[]
No comments:
Post a Comment