13 November 2017

Jangan beli mobil dengan kredit (lagi)!

Jangan beli mobil dengan kredit (lagi)!

Sudah menjadi kodrat sejak dari jaman kuda gigit besi, manusia suka berpindah-pindah tempat. Karena sifat dasar manusia ini, maka kebutuhan akan alat transportasi menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia.

Salah satu alat transportasi paling populer di jaman kuda gigit cokelat ini adalah mobil. Memiliki mobil, apalagi di kota Jakarta, yang pemerintah daerahnya gagal menyediakan sarana transportasi yang nyaman, aman dan tepat waktu, menjadi sebuah pilihan yang masuk akal.

Tapi harus diingat bahwa membeli mobil bisa memberatkan kondisi keuangan jika membelinya dengan cara kredit. Dengan cara kredit, sebagian uang kita akan terpakai untuk membayar bunga kredit yang berarti bahwa uang tersebut tidak dapat digunakan untuk mendapatkan bunga apalagi membangun kekayaan.

Membeli mobil dengan cara kredit, dari sudut pandang perencanaan keuangan sebetulnya tidak disarankan karena uang yang dikeluarkan akan jauh lebih besar dari nilai riil mobil itu sendiri pada akhir periode kredit. Umumnya, penurunan harga terbesar dari mobil baru terjadi pada masa 2 tahun pertama kepemilikan mobil tersebut yang nilainya mencapai 30% dari harga beli. Jadi membeli mobil dengan cara kredit sebetulnya bukanlah hal yang bijak.

Sebagai ilustrasi, misalkan tahun ini saya membeli mobil seharga Rp 100 juta secara kredit selama 3 tahun dengan suku bunga 7% flat per tahun. Dengan uang muka sebesar Rp 30 juta, maka cicilan per bulan saya akan berkisar sebesar Rp 2,35 juta.

Harga Mobil
Rp. 100.000.000

Masa Kredit
3 tahun (36 bulan)

Suku bunga/ tahun
7%

Uang Muka
Rp. 30.000.000

Cicilan/bulan
Rp. 2.350.000

Total Cicilan (36 bulan)
Rp. 84.600.000

Total pembelian mobil secara kredit (DP+Cicilan)
Rp. 114.600.000

Maka uang yang akan saya keluarkan selama 3 tahun adalah sebesar Rp114,6 juta. Sedangkan harga mobil yang sama 3 tahun kemudian, diperkirakan akan menjadi Rp 70 juta.  Berarti ada selisih sebesar Rp 44,7 juta antara uang yang saya keluarkan dengan harga mobil itu sendiri pada saat 3 tahun kemudian. Ilustrasi ini juga sekaligus menunjukan bahwa secara umum mobil bukanlah alat investasi!

“Terus kalau gak kredit, kapan dong gue punya mobil?” mungkin kira-kira itu yang ada di pikiran Anda. Ya, betul kalau memang sudah mendesak dan tidak memberatkan keuangan, membeli mobil secara kredit bukanlah suatu dosa besar, saya sendiri pun sekarang juga kredit mobil.

Tapi tahu tidak kalau sebetulnya kita bisa beli mobil berikut dengan cara tunai dan tidak dengan cara kredit? Caranya begini, kalau sekarang sudah terlanjur membeli mobil secara kredit, maka yang perlu dilakukan berikutnya setelah mobil itu lunas adalah uang yang selama ini kita sisihkan untuk mencicil mobil dialokasikan ke produk investasi seperti reksadana pasar uang.

Melanjutkan ilustrasi sebelumnya, uang sebesar Rp 2,35 juta yang tadinya digunakan untuk mencicil, bila kita investasikan ke reksadana pasar uang, dengan asumsi suku bunga sebesar 7% pertahun maka uang kita 3,5 tahun kemudian (tepatnya 44 bulan) akan menjadi Rp 117,6 juta. Harga mobil kita yang sekarang Rp 100 juta, 6 tahun kemudian akan menjadi Rp 60 juta, sementara model baru yang setara akan keluar dengan harga sekitar Rp 177 juta (asumsi inflasi 10% per tahun).

Uang hasil investasi selama 3 tahun sebesar Rp 117,6 juta tersebut ditambah dengan hasil penjualan mobil pertama kita sebesar Rp 60 juta, akan menjadi sebesar Rp 177,6 juta. Dengan demikian kurang lebih 6 tahun kemudian kita akan bisa membeli mobil baru tanpa harus melalui kredit. Lebih dari itu, uang tambahan yang kita keluarkan hanya sebesar Rp 103,5 juta (Rp 2,35 juta x 44 bulan) untuk mendapatkan mobil baru seharga Rp 177 juta.

Nah, bisa kan beli mobil tanpa kredit lagi! ;)

Benny Raharjo |Planner |@quaddrant

No comments:

Post a Comment