29 March 2017

Kisah Gus Dur

Pada suatu kesempatan, Gus Dur bersama A.S Hikam mantan Menristek yang merupakan teman dekat Gus Dur meghadiri pengajian di Jawa Barat. Acara bertepatan di Bulan Asyura (Suro, Jawa) yang diisi mauidhoh oleh Kiai dari Demak.

Dalam mauidhohnya, kiai menyampaikan beberapa keutamaan puasa di Bulan Syuro, yakni "barangsiapa berpuasa satu hari seperti berpuasa satu tahun."

Seusai acara, Gus Dur dengan keseriusan berbicara pada A.S Hikam temannya,

"Kam, besok puasa lho kam"

"Ah, yang bener Gus"


"Iya Kam, lumayan.. Dawuh Kiai tadi, puasa sehari seperti puasa setahun"

A.S Hikam kurang percaya, mengingat keadaan Gus Dur ketika itu rada kurang baik di tengah banyaknya kegiatan.

Keesokan harinya, mereka berdua harus pergi ke Tuban menghadiri acara haul. Di tengah perjalanan, sekitar waktu Dhuhur, Gus Dur meminta A.S Hikam menghentikan kendaraan.

"Kam, berhenti cari tempat makan"

"Loh, kan puasa Gus.. ini masih tengah hari"

"Iya Kam, saya ambil setengah tahun saja, lumayan," jawab Gus Dur datar. Hahaha. AS Hikam melongo atas ulah Gus Dur yang seperti tanpa dosa itu.

Sumber cerita: KH. M. Najib Muhammad

26 March 2017

Villia, Daftar Kontak dan Google Map

Cerita sore ini dengan villia . .

Vie : " Buk, wau villia ketemu pak zen . . "
Me : " Pak zen sinten nggih ? "
( Bertanya untuk tahu kisah selanjutnya )

Vie : " Itu lho temane ibu sekolah . . "
Me : " Emmm, yang mana ya ?? "

(Villia mencari HPku, membuka daftar kontak dan menunjukkan padaku, nomer HP yang ada fotonya)

Vie : " Ini lho buu . . "
Me : " Owh nggih, kepanggih teng pundi Villia?? Sampih ?? Annisa ?? Nopo Bengkel ??

( Sambil kagum, kok inget kalo ada daftar kontak . . )

Villia masih lanjut membuka HPku dan ternyata yang dibuka Google Map, Aduuhh apalagi ini . .

Vie : " Kepanggih teng riki bu . . "

Menunjukkan street View tepat di depan gambar bakul baso . .

( Geleng kepala tanda tak percaya, ilmu apa yang sudah diserap oleh anak 5 tahun ini . . )

25 March 2017

WS RENDRA. KELAHIRAN SURAKARTA

Berbagi copy paste, tokoh ini tadinya non muslim, ketika meninggal telah memeluk Islam. beliau adalah WS RENDRA. KELAHIRAN SURAKARTA   1935
                          MENINGGAL  DI DEPOK.      2009    

* Puisi terakhir WS Rendra
di buat sesaat sebelum dia wafat)*

                               
Hidup itu seperti *UAP*,  yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !!
Ketika Orang memuji *MILIKKU*,
aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja.

Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ...

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
*MENGAPA DIA* menitipkannya kepadaku?
*UNTUK APA DIA* menitipkan semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?

Malahan ketika diminta kembali,
_kusebut itu_ *MUSIBAH,*
_kusebut itu_ *UJIAN*,
_kusebut itu_ *PETAKA*,
_kusebut itu apa saja ..._
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah *DERITA*....

Ketika aku berdo'a,
kuminta titipan yang cocok dengan
*KEBUTUHAN DUNIAWI*,
_Aku ingin lebih banyak_ *HARTA*,
_Aku ingin lebih banyak_ *MOBIL*,
_Aku ingin lebih banyak_ *RUMAH*,
_Aku ingin lebih banyak_ *POPULARITAS*,

_Dan kutolak_ *SAKIT*,
_Kutolak *KEMISKINAN*,_
Seolah semua *DERITA* adalah hukuman bagiku.

Seolah *KEADILAN* dan *KASIH-NYA*, 
harus berjalan seperti penyelesaian matematika
dan sesuai dengan kehendakku.

Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan *DIA* seolah _Mitra   Dagang_ ku
dan bukan sebagai *Kekasih!*

Kuminta *DIA* membalas _perlakuan baikku_
dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ...

*_Duh ALLAH ..._*

Padahal setiap hari kuucapkan,
*_Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU ya ALLAH, AMPUNI AKU, YA ALLAH ..._*

Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur
dalam setiap keadaan
dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMU saja ya *ALLAH* ...

Sebab aku yakin....
*ENGKAU* akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
*KEHENDAKMU*  adalah yang ter *BAIK* bagiku ..

Ketika aku ingin hidup *KAYA*,
aku lupa,
bahwa *HIDUP* itu sendiri
adalah sebuah *KEKAYAAN*.

Ketika aku berat utk *MEMBERI*,
aku lupa,
bahwa *SEMUA* yang aku miliki
juga adalah *PEMBERIAN*.

Ketika aku ingin jadi yang *TERKUAT*,
....aku lupa,
bahwa dalam *KELEMAHAN*,
Tuhan memberikan aku *KEKUATAN*.

Ketika aku takut *Rugi*,
Aku lupa,
bahwa *HIDUPKU* adalah
sebuah *KEBERUNTUNGAN*,
kerana *AnugerahNYA.*

Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu *BERSYUKUR* kepada *NYA*

Bukan karena hari ini *INDAH* kita *BAHAGIA*.
Tetapi karena kita *BAHAGIA*,
maka hari ini menjadi *INDAH*.

Bukan karena tak ada *RINTANGAN* kita menjadi *OPTIMIS*.
Tetapi karena kita optimis, *RINTANGAN* akan menjadi tak terasa.

Bukan karena *MUDAH* kita *YAKIN BISA*.
Tetapi karena kita *YAKIN BISA*.!
semuanya menjadi *MUDAH*.

Bukan karena semua *BAIK* kita *TERSENYUM*.
Tetapi karena kita *TERSENYUM*, maka semua menjadi *BAIK*,

Tak ada hari yang *MENYULITKAN* kita, kecuali kita *SENDIRI* yang membuat *SULIT*.

Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah menjadi *JALAN SETAPAK*
yang dapat dilalui orang,

Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi *LENTERA*
yang dapat menerangi sekitar kita,

Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka *BERDOALAH* untuk
kebaikan.

Di-Share karena ini sangat bagus untuk pembelajaran kehidupan kita semua

🍀🌿🍀🌿🍀🌿

24 March 2017

Pelatihan Pratugas PLD Jawa Tengah 2017

Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya para calon PLD Provinsi Jawa Tengah diundang untu melakukan proses Pra Tugas PLD di Semarang 10-17 Februari 2017. Tepatnya di Hotel Setos Jl  Inspeksi Gajah Mada Semarang.

Komplek Balai Desa dan GOR Desa Sukoharjo

Pemirsa, ini masih dalam proses.
Berhubung diminta bapatz untuk kirim foto guna rencana Badminton Seduluran PKH Kabupaten Wonosobo 2017.
Yuukk cuusss liat photo photo nya, berhubung taken foto by Selfie efek jadi musti ada model yang menyertainya.
Dipakailah kuda poni gantungan kunci tersayang . .

KENAPA TIDAK DISHOLATKAN DI KANTOR ...?

🕋🕌KENAPA TIDAK DISHOLATKAN DI KANTOR ...?"*

*Sebelum subuh* sudah berangkat ke kantor...,
*Setelah isya* baru kembali dari kantor...,
*Dzuhur...* terjepit waktu istirahat kantor...,
*Ashar...* pekerjaan banyak sekali  di kantor...,
*Maghrib..* tanggung dijalan, perjalanan pulang dari kantor...,
*Isya...* masih capek, baru pulang dari kantor..., 😤

*Malam-malam* ditelpon untuk datang ke kantor.... malah segera berangkat..!! 😏

*Disaat pensiun...*
Cuma bisa punya rumah sederhana saja .. bukan istana..
Uang pesangon atau pensiun paling habis buat makan...

Kalaupun rumahnya lebih mewah, *tubuh lemah dan sakit* sudah tidak bisa menikmati indahnya rumah..
Hari-hari *hanya merasakan rasa sakit...*😪

Puluhan tahun kerja banting tulang...
Setelah rumah, mobil dimiliki... hartapun *habis untuk berobat..*

*Mati-matian membela kantor* atas perintah atasan... Sampai-sampai  *malas ke Masjid..*

*Tapi disaat tua.., lemah.., trus  wafat...*
Jasadpun meminta disholatkan di masjid..

*Tidak ada orang mati trus disholatkan dikantor* dengan atasannya sebagai Imam sholat jenazah...

Jadi...

*MASJID adalah tempat terakhir kita ... di-SHOLAT-kan.*

Itupun kalau tidak *MALU* tapi *MAU* di sholatkan di *MASJID.*

Semoga dapat menjadi bahan renungan.......... bagi yg masih aktif , maupun yg sudah pensiunan ...

Ayo gelorakan semangat *ASOY di Masjid* (Ayo Sholat On-time Yuk di Masjid)

Share untuk saudara muslim yg kita sayangi ...
😊🙏🏻

19 March 2017

Untuk saudara ku yg guru. KH. M. Ma'sum Yusuf. Bercerita

Untuk  saudara ku  yg  guru.
KH. M. Ma'sum Yusuf. Bercerita...

Dalam sebuah forum seorang ustadz bertanya kepada KH. Abdullah Syukri Zarkasyi. Apa rahasia agar institusi pendidikan maju dan diminati masyarakat ?

Kyai Syukri tersenyum dan tertawa kecil mendengar pertanyaan itu. Kemudian beliau menjawab dg pepatah arab yang masyhur terkait dengan guru dan pembelajaran:
المادة مهمة ولكن الطريقة اهم من المادة
"Materi Pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi metode pembelajaran jauh lebih penting daripada materi pembelajaran"
Jadi, sebagus apa pun materi pembelajaran, namun jika metode pembelajarannya kurang baik, maka hasilnya kurang maksimal.

Lalu beliau melanjutkan dgn bait berikutnya....
الطريقة مهمة ولكن المدرس اهم من الطريقة
"Metode pembelajaran adalah sesuatu yang penting,_ *tetapi guru jauh lebih penting daripada metode pembelajaran"*
Sehingga, sebagus apa pun metode pembelajaran, tetapi jika guru yang bersangkutan tidak mampu mengajar dengan metode tersebut, maka hasilnya pun sama, tidak akan maksimal.

Kemudian beliau menyampaikan ungkapan yang sangat inspiratif, yaitu:
المدرس مهم ولكن روح المدرس اهم من المدرس
"Guru adalah sesuatu yang penting, tetapi_ *jiwa guru* _jauh lebih penting dari seorang guru itu sendiri."_
Ungkapan yang sangat luar biasa!
*Jiwa Guru* jauh lebih penting! Ya, kekuatan batin, _lebih didahulukan daripada kekuatan dzohir._
Kyai Syukri menjelaskan bahwa *cara membangun jiwa adalah dengan meningkatkan kedekatan kita kepada Alloh (اَلتَّقَرُبُ إلى اللّٰه )*. _Dengan melakukan amalan-amalan wajib, ditambah dan disempurnakan dengan amalan-amalan sunnah._

Bayangkan jika kita..._
*_mengajar dgn 'jiwa'_*
*_Niat kita ikhlas dalam mengajar,_* membimbing dan mendidik murid, ikhlas dalam menasehati,
*_disiplin ketika mengajar_*, dalam kehadiran, menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran
*_berakhlak baik kepada murid,_*
*_mendoakan mereka di setiap selesai sholat_* kita atau bahkan...mendoakan mereka di sepertiga malam-malam kita.
Insyaa Allah Ilmu dan nasehat-nasehat yang kita berikan terpancar murni dari relung jiwa.
Maka para murid akan lebih mudah menerima ilmu dan nasehat-nasehat kita. *Karena yang berasal dari jiwa, akan diterima oleh jiwa. Yang bersumber dari hati, akan diterima oleh hati.*

Pembelajaran kita di kelas akan penuh makna, para murid akan selalu mengenang kita sebagai guru yang luar biasa dan pahala yang besar telah menanti kita di akhirat nanti.
InsyaAllah.

Jika saja KIBLAT PENDIDIKAN INDONESIA sperti ini...
Mungkin Bangsaku...???

Kita semua adalah guru
Paling tidak sebagai guru untuk anak dan isteri atau suami kita.

semoga bermanfaat..

12 March 2017

Putraku Malaikat Surgaku

Renungan sebelum tidur...

*Putraku Malaikat Surgaku*

Oleh: Dr. Hj. Netty Prasetiyani Heryawan (Isteri Kang AHER- Gubernur Jawa Barat)

Putraku bukan si juara umum di sekolah, bukan bintang utama di pengajian, juga bukan pemain inti di lapangan futsal, dan tidak juga juara melukis ataupun pemenang lomba beladiri.

Dia adalah anak-anak sepuluh tahun , kelas lima SD, yang senang bermain tiada henti, menikmati keciprak air hujan, mengayuh sepeda menantang angin, dan tak terlalu suka belajar (belajar dalam pengertian umum orang Indonesia, yaitu membaca buku pelajaran sampai hafal titik koma nya).

Ini menyebabkan rumahku tak punya banyak piala.

Terkadang, sebongkah kecewa bergayut di hati, kecewa  pada  nilai  matematikanya yg tak sempurna padahal soalnya  gampang, kecewa  pada hafalan surat pendek al quran yang masih salah, kecewa pada kegagalan gol karena tendangannya yg lemah.

Mana pialamu , duhai kesayanganku?

Allah, Tuhan yang kuimani berbisik lembut.

“Kamu adalah ibu yang sangaaaaaaaaat jauh dari sempurna, dan putramu tak pernah menuntut lebih, dia ikhlas, tak melayangkan protes atas segala kekuranganmu, lalu kenapa kamu tak membalasnya dengan cara serupa? Kamu sedemikian banyak menuntut dari putramu,” aku terkesiap.

Sekawanan awan sedemikian rendah, gelap,  hujan memberi aba-aba mau turun, aku tergopoh  mencari jilbab, berlari ke jemuran. Dan disana…. putraku sedang  membungkuk memungut jemuran yg berjatuhan, sebelum kusuruh.

Aku tertidur pulas, terbangun mendengar suara berisik di kamar mandi, ternyata putraku sedang memandikan adik bungsunya, berjongkok menyabuni jari-jari kaki adiknya, tanpa kuminta.

Aku heran, kenapa rumah sedemikian damai, tak ada pekikan berebut mainan, ternyata putraku sedang bersimpuh di sudut kamar, membuatkan kapal-kapalan kertas secara adil untuk ketiga adiknya.

Embun dimataku mendesak keluar, ketika hujan turun deras dan  putraku  dilindungi payung lebar, berjalan ke rumah tetangga kemudian kembali dengan membawa daun sirsak untuk peningkat daya tahan tubuhku.

“Empat belas lembar, udah kupilihin yang bagus-bagus, biar mama cepet sembuh” tangannya terulur menyerahkan daun sirsak, , aku terkapar lemah kala itu.

Mataku menghangat, kuterima dengan seksama, seperti pak presiden menerima bendera pusaka.

Terimakasih putraku, engkau telah memberi piala, dan ini adalah sebenar-benarnya piala, piala yang sesungguhnya untukku.

Nak, ijinkan aku mencium tanganmu, sebagai wujud permohonan maaf atas segala tuntutanku...

Putra putri yang shalih- shalihah... juara yg sesungguhnya.

#sebuah refleksi bagi orang tua.